1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sistem informasi akuntansi?
2. Jelaskan peran sistem informasi akuntansi dalam rantai nilai / value chain?
3. Jelaskan perbedaan e-bussiness dan e-commerce?
4. Jelaskan ancaman ancaman kemungkinan yang terjadi pada sistem informasi akuntansi?
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan audit sistem informasi berbasis komputer?
Jawaban
1 .Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem
yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat
untuk merencanakan,mengendalikan,dan mengoperasikan bisnis.
Sistem informasi akuntansi adalah (SIA)
adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan
dengan akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah sistem informasi.
Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain:
· Mengumpulkan dan menyimpan data tentang
aktivitas dan transaksi
- Memproses
data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
- Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset
organisasi.
SIA terdiri daro 3 subsistem :
·
Sistem pemrosesan transaksi : mendukung proses
operasi bisnis harian
·
Sistem buku besar / pelaporan keuangan
· Sistem penutupan dan pembalikan. Merupakan
pembalikan dan penutupan dari laporan yang dibuat dengan jurnal pembalik dan
jurnal penutup menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan
laba/rugi,neraca,arus kas, pengembalian pajak.
Menurut Beberapa Orang ternama Sistem Informasi Akuntansi yaitu
- Menurut
George H. Bodnar SIA adalah kumpulan dari sumber sumber daya semacam orang
orang dari peralatan,dirancang untuk mengubah data ekonomi ke dalam informasi
yang berguna
- Menurut John F. Nash dan Martin B.Roberts adalah
suatu subsistem dari sistem informasi bisnis yang dihubungkan dengan tipe suatu
informasi dan pengolahan informasi yang termasuk tipe suatu informasi dan
pengolahan informasi yang termasuk di dalam bagian fungsi akuntansi
- Menurut
Stephen A. Moscove dan Mark G. Simkin adalah suatu komponen organisasi yang
mengumpulkan,mengklarifikasi,menganalisis,mengkomunikasikan informasi
pengmabilan keputusan dengan orientasi finansial yang relavan bagi pihak pihak
luar dan pihak pihak dalam perusahaan
- Menurut
Frederick H. Wu adalah suatu kesatuan komponen didalam suatu organisasi yang
mengolah transaksi keuangan untuk menyediakan infromasi scorekeeping,attention
directing dan decesion-making kepada pemakai informasi
- Menurut
Joseph W. Wilkinson adalah sistem informasi formal yang mengumpulkan, memproses
dan menyimpan data serta menyediakan laporan formal yang dibutuhkan.
2. Value
chain yag dikembangkan oleh M. Porter, menganalisis aktivitas aktivitas rantai
nilai secara rinci serta memberikan analisis mengenai bagaimana suatu
organisasi melaksanakan aktifitasnya dan bagaimana aktivitas itu saling
berintegerasi dan apa kepentingan setiap aktifitas berikut ini adalah gambaran
diagram rantai nilai.
“A value chain is
a string of companies or players working together to satisfy market demands for
a particular product “. maksudnya disini yaitu perusahaan yang saling berkaitan
dengan beberapa orang untuk bekerja sama dalam memberikan kepuasaan terhadap
permintaan pasar.
Rantai nilai
organisasi terdiri dari lima aktifitas utama (primary activities) yang secara
langsung memberikan nilai kepada para pelanggan, yaitu
Inbound
logistics terdiri dari penerimaan, penyimpanan, dan distribusi bahan-bahan
masukan yang digunakan oleh organisasi untuk menghasilkan produk dan jasa yang
dijualnya.
Operasi
(operations) adalah aktivitas-aktivitas yang mengubah masukan menjadi jasa atau
produk yang sudah jadi. Sebagai contoh, aktivitas perakitan di dalam sebuah
perusahaan otomotif mengubah bahan mentah menjadi mobil yang lengkap.
Outbound
logistics adalah aktivitas-aktivitas yang melibatkan distribusi produk yang
sudah jadi ke para pelanggan. Sebagai contoh, mengirimkan mobil yang sudah jadi
melalui jasa pelavaran ke para dealer mobil, adalah aktivitas outbound
logistics.
Pemasaran dan
Penjualan mengarah pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan membantu para
pelanggan untuk membeli jasa atau produk yang dihasilkan organisasi. Pemasangan
Man adalah sebuah contoh kegiatam pemasaran dan penjualan.
Pelayanan
(service) memberikan dukungan pelayanan purna jual kepada para pelanggan.
Misalnya pelayanan perbaikan dan perawatan.
Organisasi juga melaksanakan
berbagai aktivitas pendukung (support activitics) yang memungkinkan kelima aktivitas utama tersebut
dilaksanakan secara eFisien dan efektif. Aktivitas-aktivitas pendukung tersebut
dapat dikelompokkan menjadi empat kategori:
- Infrastruktur perusahaan mengarah pada
aktivitas-aktivitas akuntansi, keuangan, hukum, dan administrasi umum yang
penting bagi sebuah organisasi untuk beroperasi. SIA adalah bagian dari
infrastruktur perusahaan.
- Sumber
daya manusia melibatkan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan perekrutan,
pengontrakan, pelatihan, dan pemberian kompensasi dan keuntungan bagi pegawai.
- Teknologi merupakan aktivitas yang meningkatkan
produk atau jasa. Contohnya adalah penelitian dan pengembangan, investasi dalam
teknologi informasi yang baru, pengembangan Website, dan desain produk.
- Pembelian
(purchasing) termasuk seluruh aktivitas yang melibatkan perolehan bahan mentah,
suplai, mesin, dan bangunan yang digunakan untuk melaksanakan
aktivitas-aktivitas utama
Ingat
bahwa sistem sering terdiri dari subsistem. Jadi, tiap tahap dalam rantai nilai
organisasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari satu kumpulan berbagai
aktivitas. Sebagai contoh, tahap pemasaran dan penjualan melibatkan
aktivitas-aktivitas seperti penelitian pasar, menghubungi para pelanggan lewat
telpon, memproses pesanan, dan menyetujui kredit. Sebagai tambahan, rantai
nilai organisasi itu sendiri adalah suatu bagian dari sistem yang lebih besar.
Organisasi berinteraksi dengan para pemasuk, distributor, dan pelanggan.
Seperti yang diperlihatkan di Gambar 1-3, sistem yang diperluas ini membentuk
rantai persediaan (supply chain).

Dengan memperhatikan hubungan antar organisasi dalam
rantai persediaannya, suatu perusahaan bisa membantu dirinya sendiri dengan
cara menolong organisasi lain dalam rantai persediaan untuk memperbaiki kinerja
mereka. Pada kasus awal kita, S&S dapat memperbaiki aktivitas pembelian
(purchasing,) dan inbound logistics mereka dengan mengimplementasikan sistem
manajemen just-in-time (tepat waktu). Biaya (cost) S&S berkurang karena
aktivitas-aktivitas pembelian dan inbound logistics mereka dilakukan dengan
lebih efisien, dan karena jumlah modal (capital) mereka yang terikat untuk
persediaan kini berkurang. S&S dapat memperoleh keuntungan tambahan apabila
mereka menghubungkan sistem baru mereka dengan para pemasok untuk membantu
mereka melaksanakan beberapa aktivitas utama dengan lebih efisien dan efektif.
Sebagai contoh, dengan memberikan informasi yang lebih rinci dan tepat waktu
tentang kebutuhan persediaannya, S&S dapat membantu para pemasok mereka
untuk merencanakan secara lebih efisien jadwal produksi mereka agar sesuai
dengan kebutuhan S&S. Hal ini mengurangi niaya yang ditanggung para
pemasok, dan sebagian dari pengurangan biaya itu akan mcmberi keuntungan bagi
S&S, yaitu dalam bentuk biaya produk yang lebih rendah.
3. Istilah e-business dan e-commerce seringkali terlihat dan digunakan
untuk proses yang sama. Namun demikian, meskipun berhubungan, keduanya memiliki
arti yang berbeda. Awalan “e”
berarti “elektronik”, yang berarti kegiatan atau transaksi yang digunakan tanpa
pertukaran atau kontak fisik. Transaksi diadakan secara elektronik atau
digital, sesuatu dibuat menjadi mungkin dengan pesatnya perkembangan komunikasi
digital.
E-commerce berarti
transaksi bisnis melalui internet di mana pihak-pihak yang terlibat melakukan
penjualan atau pembelian. Transaksi yang dilakukan dalam e-commerce pada dasarnya melibatkan pengalihan (transfer) atau penyerahterimaan (handing over) kepemilikan dan hak atas produk atau jasa.
Secara
teknis, e-commerce hanya merupakan bagian dari e-business
karena, menurut definisi, e-business adalah semua transaksi bisnis online,
termasuk penjualan secara langsung kepada konsumen (e-commerce), transaksi dengan
produsen dan pemasok, dan interaksi dengan mitra bisnis. Pertukaran informasi
via database terpusat
juga dilakukan dalam e-commerce. Fungsi-fungsi
bisnis hanya terbatas pada sumber daya teknologi.
E-commerce pada prinsipnya melibatkan pertukaran
uang dalam transaksi.E-business,
karena lebih luas, tidak terbatas pada transaksi yang bersifat keuangan (monetary). Semua aspek dalam
bisnis, seperti pemasaran, perancangan produk, manajemen pemasokan, dsb.,
tercakup
E-business lebih mengenai pembuatan produk besar,
ide kreatif dan pemberian layanan yang bermutu, perencanaan pemasaran produk
dan pelaksanaannya. Jadi, tentu saja,e-commerce merupakan bagian takterpisahkan dari
proses e-business, namun dalam
kerangka terbatas.
4.Jika
kita berbicara tentang keamanan sebuah sistem informasi tidak luput juga
tentang dampak samping dari ancaman ancaman sistem informasi akuntansi yang
sering kita temui kita ambil satu kasus pada umumnya yaitu sebuah hacjer
(peretas), atau mungkin penyebar virus untuk merusak sistem informasi tidak
berjalan sesuai dengan siklusnya dan sebagainya.
Sesungguhnya
masalah utama yang dihadapi oleh sebuah sistem informasi akuntansi yaitu:
- Threats atau ancaman pada sistem
Ancaman adalah aksi yang mengganggu stabilitas sistem
informasi akuntansi yang berasal dari dalam sistem itu sendiri maupun dari luar
sistem. Ancaman ancaman tersebut dapat disebabkan oleh adanya 4 faktor:
- Kehancuran
karena bencana alam dan politik : kebakaran atau panas berlebih, banjir, gempa
bui, badai angin dan peperangan.
- Kesalahan
pada software dan tidak berfungsinya peralatan : kegagalan hardware, kesalahan
atau kerusakan pada software, kegagalan sistem operasi (operating system –os),
gangguan dan fluktuasi listrik dan kesalahan pengiriman data yang tidak
terdeteksi
- Tindakan tidak sengaja : kecelakaan yang
disebabkan oleh kesalahan manusia, kegagalan untuk mengikuti prosedur yang
telah ditetapkan, dan personil yang tidak diawasi atau dilatih dengan
baik,kesalahan atau penghapusan karena ketidaktahuan, hilangnya atau salah
letaknya data dan kesalahan pada logika system
- Tindakan sengaja ( kejahatan komputer ) :
sabotase penipuan melalui koputer pencurian
- Vulnerability atau kelemahan pada sistem
tersebut
Kelemahan dari suatu sistem kemungkinan besar timbul
pada saat mendesain atau menetapkan prosedur sistem tersebut. Kelemahan ini
bisa juga disebabkan oleh factor perangkat lunak atau perangkat keras yang
digunakan oleh sistem.
Keamanan suatu sistem informasi meliputi 3 hal yaitu:
- Pendekatan preventif : yang bersifat terjadinya
kemungkinan terjadinya ancaman dan kelemahan
- Pendekatan detective : yang bersifat mendeteksi
dari adanya penyusupan dan proses yang mengubah sistem dari keadaan normal
menjadi keadaan tidak normal atau rusak.
- Pendekatan corrective : yang bersifat
mengkoreksi keadaan sistem yang sudah tidak seimbang untuk dikembalikan dalam
keadaan normal
5. Audit
sistem informasi akuntansi yaitu “Audit sistem
informasi adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti – bukti untuk
menentukan apakah sistem komputer dapat mengamankan aset, memelihara integritas
data, dapat mendorong pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan
menggunakan sumberdaya secara efisien”. Ron Weber (1999,10) mengemukakan bahwa
audit sistem informasi adalah :
” Information
systems auditing is the process of collecting and evaluating evidence to
determine whether a computer system safeguards assets, maintains data
integrity, allows organizational goals to be achieved effectively, and uses
resources efficiently”.
Tujuan Audit
Sistem Informasi
Tujuan Audit
Sistem Informasi dapat dikelompokkan ke dalam dua aspek utama dari
ketatakelolaan IT, yaitu :
a.Conformance (Kesesuaian) yaitu Pada kelompok
tujuan ini audit sistem informasi difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas
aspek kesesuaian.
- Confidentiality
(Kerahasiaan)
- Integrity
(Integritas)
- Availability
(Ketersediaan)
- Compliance (Kepatuhan).
b. Performance (Kinerja) yaitu Pada kelompok tujuan
ini audit sistem informasi difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas aspek
kinerja.
- Effectiveness(Efektifitas)
- Efficiency (Efisiensi)
- Realibilty (Kehandalan)
Tujuan Audit Sistem Informasi menurut Ron Weber Yaitu
- Mengamankan Aset
- Menjaga Intgeritas Data
- Menjaga Efektivitas Sistem
- Mencapai Efisiensi Sumber Daya
Dalam 4 hal aspek diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
- Mengamankan
aset, aset (activa) yang berhubungan dengan instalasi sistem informasi
mencakup: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), manusia
(people), file data, dokumentasi sistem, dan peralatan pendukung lainnya.Sama
halnya dengan aktiva – aktiva yang lain, maka aktiva ini juga perlu dilindungi
dengan memasang pengendalian internal. Perangkat keras dapat rusak karena unsur
kejahatan atau sebab-sebab lain. Perangkat lunak dan isi file data dapat
dicuri. Peralatan pendukung dapat digunakan untuk tujuan yang tidak
diotorisasi.
- Menjaga
integritas data, integritas data merupakan konsep dasar audit sistem informasi.
Integritas data berarti data memiliki atribut: kelengkapan, baik dan dipercaya,
kemurnian, dan ketelitian. Tanpa menjaga integritas data, organisasi tidak
dapat memperlihatkan potret dirinya dengan benar atau kejadian yang ada tidak
terungkap seperti apa adanya. Akibatnya, keputusan maupun langkah-langkah
penting di organisasi salah sasaran karena tidak didukung dengan data yang
benar. Meskipun demikian, perlu juga disadari bahwa menjaga integritas data
tidak terlepas dari pengorbanan biaya. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga
integritas data, dengan konsekuensi akan ada biaya prosedur pengendalian yang
dikeluarkan harus sepadan dengan manfaat yang diharapkan.
- Menjaga efektivitas sistem, sistem informasi
dikatakan efektif hanya jika sistem tersebut dapat mencapai tujuannya. Untuk
menilai efektivitas sistem, perlu upaya untuk mengetahui kebutuhan pengguna
sistem tersebut (user). Selanjutnya, untuk menilai apakah sistem menghasilkan
laporan atau informasi yang bermanfaat bagi user (misalnya pengambil
keputusan), auditor perlu mengetahui karakteristik user berikut proses
pengambilan keputusannya. Biasanya audit efektivitas sistem dilakukan setelah
suatu sistem berjalan beberapa waktu. Manajemen dapat meminta auditor untuk
melakukan post audit guna menentukan sejauh mana sistem telah mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Evaluasi ini akan memberikan masukan bagi pengambil keputusan
apakah kinerja sistem layak dipertahankan; harus ditingkatkan atau perlu
dimodifikasi; atau sistem sudah usang, sehingga harus ditinggalkan dan dicari
penggantinya Audit efektivitas sistem dapat juga dilaksanakan pada tahap
perencanaan sistem (system design). Hal ini dapat terjadi jika desainer sistem
mengalami kesulitan untuk mengetahui kebutuhan user, karena user sulit
mengungkapkan atau mendeskripsikan kebutuhannya. Jika sistem bersifat komplek
dan besar biaya penerapannya, manajemen dapat mengambil sikap agar sistem
dievaluasi terlebih dahulu oleh pihak yang independen untuk mengetahui apakah
rancangan sistem sudah sesuai dengan kebutuhan user. Melihat kondisi seperti
ini, auditor perlu mempertimbangkan untuk melakukan evaluasi sistem dengan berfokus
pada kebutuhan dan kepentingan manajemen.
- Mencapai efisiensi sumberdaya, suatu sistem
sebagai fasilitas pemrosesan informasi dikatakan efisien jika ia menggunakan
sumberdaya seminimal mungkin untuk menghasilkan output yang dibutuhkan. Pada
kenyataannya, sistem informasi menggunakan berbagai sumberdaya, seperti mesin,
dan segala perlengkapannya, perangkat lunak, sarana komunikasi dan tenaga kerja
yang mengoperasikan sistem tersebut. Sumberdaya seperti ini biasanya sangat
terbatas adanya. Oleh karena itu, beberapa kandidat sistem (system alternatif)
harus berkompetisi untuk memberdayakan sumberdaya yang ada tersebut.
Adapun Tujuan Yang lain adalah :
- Untuk
memeriksa kecukupan dari pengendalian lingkungan, keamanan fisik, keamanan
logikal serta keamanan operasi sistem informasi yang dirancang untuk melindungi
piranti keras, piranti lunak dan data terhadap akses yang tidak sah,
kecelakaan, perubahan yang tidak dikehendaki.
- Untuk
memastikan bahwa sistem informasi yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan
kebutuhan sehingga bisa membantu organisasi untuk mencapai tujuan strategis.
Dampak komputerisasi terhadap
Sistem Auditing
Komputerisasi juga sering kali
mempengaruhi audit sistem informasi, auditor harus mempertimbangkan metode
metode yang dipakai oleh suatu kesatuan untuk memproses informasi akuntansi
dalam perencanaan audit karena metode metode semacam ini mempengaruhi desain
sistem akuntansi dan sifat prosedur pengendalian internal akuntansinya. Luasnya
pemrosesan komputer digunakan didalam aplikasi akuntansi yang penting, selain
kerumitan pemrosesan itu sendiri juga bisa mempengaruhi sifat dan prosedur
audit.
Pengaruh
khusus terhadap prosedur dan teknis auditing akan tergantung pada ciri ciri
sistem pemrosesan berdasarkan komputer yang dipasang oleh perusahaan computer
yang bersangkutan. Akan tetapi satu ciri umum yang berlaku bagi semua sistem
berdasarkan koputer adalah tidak adanya jejak audit yang nampak yakni record
buku harian dan buku besar umumnya disimpan dalam bentuk yang terbaca computer
pada pita magnetic. Jenis auditor dan audit serta
norma pemeriksaan Audit sistem informasi dan keluaran
informasinya dilaksanakan oleh dua jenis auditor yaitu auditor internal dan
auditor eksternal. Auditor internal adalah karyawan
perusahaan yang bertugas untuk melaksanakan pemeriksaan terhadap manajemen
perusahaan dan meninjau ulang terhadap manajemen perusahaan sedangkan auditor
eksternal adalah akuntan publik yang menyelenggarakan tinjauan ulang yang
independen untuk pemilik perusahaan bersangkutan.
Proses pemeriksaan
Proses pelaksanaan setiap audit
mencakup seperangkat tahap yang sistematik, namun karena proses proses tertentu
agak bervariasi diantara jenis audit yang berbeda. Tahap tahap tersebut adalah
- Kembangkan rencana audit
- Laksanakan tinjauan audit
- Evaluasi temuan tinjauan pendahuluan
- Laksanakan tinjauan yang rinci
- Evalusai temuan yang terinci
- Laksanakan pengujian ketaatan
- Evaluasi keseluruhan kerangka pemikiran
- Kembangakan program audit
- Laksanakan pengujian substantif
- Komunikasi Audit
Daftar Pustaka