Saturday, October 3, 2015

Sistem Informasi Akuntansi

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sistem informasi akuntansi?
2. Jelaskan peran sistem informasi akuntansi dalam rantai nilai / value chain?
3. Jelaskan perbedaan e-bussiness dan e-commerce?
4. Jelaskan ancaman ancaman kemungkinan yang terjadi pada sistem informasi akuntansi?
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan audit sistem informasi berbasis komputer?

Jawaban 

1 .Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan,mengendalikan,dan mengoperasikan bisnis.

Sistem informasi akuntansi adalah (SIA) adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah sistem informasi. Fungsi penting yang dibentuk SIA pada sebuah organisasi antara lain:

      ·   Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi
  • Memproses data menjadi informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan. 
  •  Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.

SIA terdiri daro 3 subsistem : 
·       Sistem pemrosesan transaksi : mendukung proses operasi bisnis harian
·       Sistem buku besar / pelaporan keuangan
·       Sistem penutupan dan pembalikan. Merupakan pembalikan dan penutupan dari laporan yang               dibuat dengan jurnal pembalik dan jurnal penutup menghasilkan laporan keuangan, seperti                   laporan laba/rugi,neraca,arus kas, pengembalian pajak.

Menurut Beberapa Orang ternama Sistem Informasi Akuntansi yaitu 
  1. Menurut George H. Bodnar SIA adalah kumpulan dari sumber sumber daya semacam orang orang dari peralatan,dirancang untuk mengubah data ekonomi ke dalam informasi yang berguna
  2. Menurut John F. Nash dan Martin B.Roberts adalah suatu subsistem dari sistem informasi bisnis yang dihubungkan dengan tipe suatu informasi dan pengolahan informasi yang termasuk tipe suatu informasi dan pengolahan informasi yang termasuk di dalam bagian fungsi akuntansi 
  3. Menurut Stephen A. Moscove dan Mark G. Simkin adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan,mengklarifikasi,menganalisis,mengkomunikasikan informasi pengmabilan keputusan dengan orientasi finansial yang relavan bagi pihak pihak luar dan pihak pihak dalam perusahaan
  4. Menurut Frederick H. Wu adalah suatu kesatuan komponen didalam suatu organisasi yang mengolah transaksi keuangan untuk menyediakan infromasi scorekeeping,attention directing dan decesion-making kepada pemakai informasi
  5. Menurut Joseph W. Wilkinson adalah sistem informasi formal yang mengumpulkan, memproses dan menyimpan data serta menyediakan laporan formal yang dibutuhkan.
2. Value chain yag dikembangkan oleh M. Porter, menganalisis aktivitas aktivitas rantai nilai secara rinci serta memberikan analisis mengenai bagaimana suatu organisasi melaksanakan aktifitasnya dan bagaimana aktivitas itu saling berintegerasi dan apa kepentingan setiap aktifitas berikut ini adalah gambaran diagram rantai nilai.
 

“A value chain is a string of companies or players working together to satisfy market demands for a particular product “. maksudnya disini yaitu perusahaan yang saling berkaitan dengan beberapa orang untuk bekerja sama dalam memberikan kepuasaan terhadap permintaan pasar.

Rantai nilai organisasi terdiri dari lima aktifitas utama (primary activities) yang secara langsung memberikan nilai kepada para pelanggan, yaitu

Inbound logistics terdiri dari penerimaan, penyimpanan, dan distribusi bahan-bahan masukan yang digunakan oleh organisasi untuk menghasilkan produk dan jasa yang dijualnya.

Operasi (operations) adalah aktivitas-aktivitas yang mengubah masukan menjadi jasa atau produk yang sudah jadi. Sebagai contoh, aktivitas perakitan di dalam sebuah perusahaan otomotif mengubah bahan mentah menjadi mobil yang lengkap.

Outbound logistics adalah aktivitas-aktivitas yang melibatkan distribusi produk yang sudah jadi ke para pelanggan. Sebagai contoh, mengirimkan mobil yang sudah jadi melalui jasa pelavaran ke para dealer mobil, adalah aktivitas outbound logistics.

Pemasaran dan Penjualan mengarah pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan membantu para pelanggan untuk membeli jasa atau produk yang dihasilkan organisasi. Pemasangan Man adalah sebuah contoh kegiatam pemasaran dan penjualan.

Pelayanan (service) memberikan dukungan pelayanan purna jual kepada para pelanggan. Misalnya pelayanan perbaikan dan perawatan.

Organisasi juga melaksanakan berbagai aktivitas pendukung (support activitics) yang  memungkinkan kelima aktivitas utama tersebut dilaksanakan secara eFisien dan efektif. Aktivitas-aktivitas pendukung tersebut dapat dikelompokkan menjadi empat kategori:
  1. Infrastruktur perusahaan mengarah pada aktivitas-aktivitas akuntansi, keuangan, hukum, dan administrasi umum yang penting bagi sebuah organisasi untuk beroperasi. SIA adalah bagian dari infrastruktur perusahaan.
  2. Sumber daya manusia melibatkan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan perekrutan, pengontrakan, pelatihan, dan pemberian kompensasi dan keuntungan bagi pegawai.
  3. Teknologi merupakan aktivitas yang meningkatkan produk atau jasa. Contohnya adalah penelitian dan pengembangan, investasi dalam teknologi informasi yang baru, pengembangan Website, dan desain produk.
  4. Pembelian (purchasing) termasuk seluruh aktivitas yang melibatkan perolehan bahan mentah, suplai, mesin, dan bangunan yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas utama
Ingat bahwa sistem sering terdiri dari subsistem. Jadi, tiap tahap dalam rantai nilai organisasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari satu kumpulan berbagai aktivitas. Sebagai contoh, tahap pemasaran dan penjualan melibatkan aktivitas-aktivitas seperti penelitian pasar, menghubungi para pelanggan lewat telpon, memproses pesanan, dan menyetujui kredit. Sebagai tambahan, rantai nilai organisasi itu sendiri adalah suatu bagian dari sistem yang lebih besar. Organisasi berinteraksi dengan para pemasuk, distributor, dan pelanggan. Seperti yang diperlihatkan di Gambar 1-3, sistem yang diperluas ini membentuk rantai persediaan (supply chain).



Dengan memperhatikan hubungan antar organisasi dalam rantai persediaannya, suatu perusahaan bisa membantu dirinya sendiri dengan cara menolong organisasi lain dalam rantai persediaan untuk memperbaiki kinerja mereka. Pada kasus awal kita, S&S dapat memperbaiki aktivitas pembelian (purchasing,) dan inbound logistics mereka dengan mengimplementasikan sistem manajemen just-in-time (tepat waktu). Biaya (cost) S&S berkurang karena aktivitas-aktivitas pembelian dan inbound logistics mereka dilakukan dengan lebih efisien, dan karena jumlah modal (capital) mereka yang terikat untuk persediaan kini berkurang. S&S dapat memperoleh keuntungan tambahan apabila mereka menghubungkan sistem baru mereka dengan para pemasok untuk membantu mereka melaksanakan beberapa aktivitas utama dengan lebih efisien dan efektif. Sebagai contoh, dengan memberikan informasi yang lebih rinci dan tepat waktu tentang kebutuhan persediaannya, S&S dapat membantu para pemasok mereka untuk merencanakan secara lebih efisien jadwal produksi mereka agar sesuai dengan kebutuhan S&S. Hal ini mengurangi niaya yang ditanggung para pemasok, dan sebagian dari pengurangan biaya itu akan mcmberi keuntungan bagi S&S, yaitu dalam bentuk biaya produk yang lebih rendah.

3. Istilah e-business dan e-commerce seringkali terlihat dan digunakan untuk proses yang sama. Namun demikian, meskipun berhubungan, keduanya memiliki arti yang berbeda. Awalan “e” berarti “elektronik”, yang berarti kegiatan atau transaksi yang digunakan tanpa pertukaran atau kontak fisik. Transaksi diadakan secara elektronik atau digital, sesuatu dibuat menjadi mungkin dengan pesatnya perkembangan komunikasi digital.

E-commerce berarti transaksi bisnis melalui internet di mana pihak-pihak yang terlibat melakukan penjualan atau pembelian. Transaksi yang dilakukan dalam e-commerce pada dasarnya melibatkan pengalihan (transfer) atau penyerahterimaan (handing over) kepemilikan dan hak atas produk atau jasa.

Secara teknis, e-commerce hanya merupakan bagian dari e-business karena, menurut definisi, e-business adalah semua transaksi bisnis online, termasuk penjualan secara langsung kepada konsumen (e-commerce), transaksi dengan produsen dan pemasok, dan interaksi dengan mitra bisnis. Pertukaran informasi via database terpusat juga dilakukan dalam e-commerce. Fungsi-fungsi bisnis hanya terbatas pada sumber daya teknologi.

E-commerce pada prinsipnya melibatkan pertukaran uang dalam transaksi.E-business, karena lebih luas, tidak terbatas pada transaksi yang bersifat keuangan (monetary). Semua aspek dalam bisnis, seperti pemasaran, perancangan produk, manajemen pemasokan, dsb., tercakup

E-business lebih mengenai pembuatan produk besar, ide kreatif dan pemberian layanan yang bermutu, perencanaan pemasaran produk dan pelaksanaannya. Jadi, tentu saja,e-commerce merupakan bagian takterpisahkan dari proses e-business, namun dalam kerangka terbatas.


4.Jika kita berbicara tentang keamanan sebuah sistem informasi tidak luput juga tentang dampak samping dari ancaman ancaman sistem informasi akuntansi yang sering kita temui kita ambil satu kasus pada umumnya yaitu sebuah hacjer (peretas), atau mungkin penyebar virus untuk merusak sistem informasi tidak berjalan sesuai dengan siklusnya dan sebagainya.

Sesungguhnya masalah utama yang dihadapi oleh sebuah sistem informasi akuntansi yaitu:

  - Threats atau ancaman pada sistem
                 Ancaman adalah aksi yang mengganggu stabilitas sistem informasi akuntansi yang berasal dari           dalam sistem itu sendiri maupun dari luar sistem. Ancaman ancaman tersebut dapat disebabkan           oleh adanya 4 faktor:
                
  •       Kehancuran karena bencana alam dan politik : kebakaran atau panas berlebih, banjir, gempa bui, badai angin dan peperangan.
  •     Kesalahan pada software dan tidak berfungsinya peralatan : kegagalan hardware, kesalahan atau kerusakan pada software, kegagalan sistem operasi (operating system –os), gangguan dan fluktuasi listrik dan kesalahan pengiriman data yang tidak terdeteksi
  •          Tindakan tidak sengaja : kecelakaan yang disebabkan oleh kesalahan manusia, kegagalan untuk mengikuti prosedur yang telah ditetapkan, dan personil yang tidak diawasi atau dilatih dengan baik,kesalahan atau penghapusan karena ketidaktahuan, hilangnya atau salah letaknya data dan kesalahan pada logika system 
  •          Tindakan sengaja ( kejahatan komputer ) : sabotase penipuan melalui koputer pencurian
       - Vulnerability atau kelemahan pada sistem tersebut

               Kelemahan dari suatu sistem kemungkinan besar timbul pada saat mendesain atau menetapkan   prosedur sistem tersebut. Kelemahan ini bisa juga disebabkan oleh factor perangkat lunak atau perangkat keras yang digunakan oleh sistem.

           Keamanan suatu sistem informasi meliputi 3 hal yaitu:
     
  •     Pendekatan preventif : yang bersifat terjadinya kemungkinan terjadinya ancaman dan kelemahan 
  •          Pendekatan detective : yang bersifat mendeteksi dari adanya penyusupan dan proses yang mengubah sistem dari keadaan normal menjadi keadaan tidak normal atau rusak.
  •          Pendekatan corrective : yang bersifat mengkoreksi keadaan sistem yang sudah tidak seimbang untuk dikembalikan dalam keadaan normal 

5. Audit sistem informasi akuntansi yaitu “Audit sistem informasi adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti – bukti untuk menentukan apakah sistem komputer dapat mengamankan aset, memelihara integritas data, dapat mendorong pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan menggunakan sumberdaya secara efisien”. Ron Weber (1999,10) mengemukakan bahwa audit sistem informasi adalah :

” Information systems auditing is the process of collecting and evaluating evidence to determine whether a computer system safeguards assets, maintains data integrity, allows organizational goals to be achieved effectively, and uses resources efficiently”.

Tujuan Audit Sistem Informasi

Tujuan Audit Sistem Informasi dapat dikelompokkan ke dalam dua aspek utama dari ketatakelolaan IT, yaitu : 
    a.Conformance (Kesesuaian) yaitu Pada kelompok tujuan ini audit sistem informasi difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas aspek kesesuaian.
  •       Confidentiality (Kerahasiaan)
  •         Integrity (Integritas)
  •         Availability (Ketersediaan)
  •              Compliance (Kepatuhan).
          b.  Performance (Kinerja) yaitu Pada kelompok tujuan ini audit sistem informasi difokuskan untuk memperoleh kesimpulan atas aspek kinerja.
            
  •          Effectiveness(Efektifitas)
  •      Efficiency (Efisiensi)
  •      Realibilty (Kehandalan)
       Tujuan Audit Sistem Informasi menurut Ron Weber Yaitu 
    
  1.       Mengamankan Aset 
  2.       Menjaga Intgeritas Data 
  3.       Menjaga Efektivitas Sistem 
  4.       Mencapai Efisiensi Sumber Daya 
    Dalam 4 hal aspek diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
  1.        Mengamankan aset, aset (activa) yang berhubungan dengan instalasi sistem informasi mencakup: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), manusia (people), file data, dokumentasi sistem, dan peralatan pendukung lainnya.Sama halnya dengan aktiva – aktiva yang lain, maka aktiva ini juga perlu dilindungi dengan memasang pengendalian internal. Perangkat keras dapat rusak karena unsur kejahatan atau sebab-sebab lain. Perangkat lunak dan isi file data dapat dicuri. Peralatan pendukung dapat digunakan untuk tujuan yang tidak diotorisasi.
  2.         Menjaga integritas data, integritas data merupakan konsep dasar audit sistem informasi. Integritas data berarti data memiliki atribut: kelengkapan, baik dan dipercaya, kemurnian, dan ketelitian. Tanpa menjaga integritas data, organisasi tidak dapat memperlihatkan potret dirinya dengan benar atau kejadian yang ada tidak terungkap seperti apa adanya. Akibatnya, keputusan maupun langkah-langkah penting di organisasi salah sasaran karena tidak didukung dengan data yang benar. Meskipun demikian, perlu juga disadari bahwa menjaga integritas data tidak terlepas dari pengorbanan biaya. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga integritas data, dengan konsekuensi akan ada biaya prosedur pengendalian yang dikeluarkan harus sepadan dengan manfaat yang diharapkan.
  3.       Menjaga efektivitas sistem, sistem informasi dikatakan efektif hanya jika sistem tersebut dapat mencapai tujuannya. Untuk menilai efektivitas sistem, perlu upaya untuk mengetahui kebutuhan pengguna sistem tersebut (user). Selanjutnya, untuk menilai apakah sistem menghasilkan laporan atau informasi yang bermanfaat bagi user (misalnya pengambil keputusan), auditor perlu mengetahui karakteristik user berikut proses pengambilan keputusannya. Biasanya audit efektivitas sistem dilakukan setelah suatu sistem berjalan beberapa waktu. Manajemen dapat meminta auditor untuk melakukan post audit guna menentukan sejauh mana sistem telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi ini akan memberikan masukan bagi pengambil keputusan apakah kinerja sistem layak dipertahankan; harus ditingkatkan atau perlu dimodifikasi; atau sistem sudah usang, sehingga harus ditinggalkan dan dicari penggantinya Audit efektivitas sistem dapat juga dilaksanakan pada tahap perencanaan sistem (system design). Hal ini dapat terjadi jika desainer sistem mengalami kesulitan untuk mengetahui kebutuhan user, karena user sulit mengungkapkan atau mendeskripsikan kebutuhannya. Jika sistem bersifat komplek dan besar biaya penerapannya, manajemen dapat mengambil sikap agar sistem dievaluasi terlebih dahulu oleh pihak yang independen untuk mengetahui apakah rancangan sistem sudah sesuai dengan kebutuhan user. Melihat kondisi seperti ini, auditor perlu mempertimbangkan untuk melakukan evaluasi sistem dengan berfokus pada kebutuhan dan kepentingan manajemen.
  4.           Mencapai efisiensi sumberdaya, suatu sistem sebagai fasilitas pemrosesan informasi dikatakan efisien jika ia menggunakan sumberdaya seminimal mungkin untuk menghasilkan output yang dibutuhkan. Pada kenyataannya, sistem informasi menggunakan berbagai sumberdaya, seperti mesin, dan segala perlengkapannya, perangkat lunak, sarana komunikasi dan tenaga kerja yang mengoperasikan sistem tersebut. Sumberdaya seperti ini biasanya sangat terbatas adanya. Oleh karena itu, beberapa kandidat sistem (system alternatif) harus berkompetisi untuk memberdayakan sumberdaya yang ada tersebut.
    Adapun Tujuan Yang lain adalah : 
  1.         Untuk memeriksa kecukupan dari pengendalian lingkungan, keamanan fisik, keamanan logikal serta keamanan operasi sistem informasi yang dirancang untuk melindungi piranti keras, piranti lunak dan data terhadap akses yang tidak sah, kecelakaan, perubahan yang tidak dikehendaki.
  2.          Untuk memastikan bahwa sistem informasi yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan sehingga bisa membantu organisasi untuk mencapai tujuan strategis.

     Dampak komputerisasi terhadap Sistem Auditing
   Komputerisasi juga sering kali mempengaruhi audit sistem informasi, auditor harus mempertimbangkan metode metode yang dipakai oleh suatu kesatuan untuk memproses informasi akuntansi dalam perencanaan audit karena metode metode semacam ini mempengaruhi desain sistem akuntansi dan sifat prosedur pengendalian internal akuntansinya. Luasnya pemrosesan komputer digunakan didalam aplikasi akuntansi yang penting, selain kerumitan pemrosesan itu sendiri juga bisa mempengaruhi sifat dan prosedur audit.
                Pengaruh khusus terhadap prosedur dan teknis auditing akan tergantung pada ciri ciri sistem pemrosesan berdasarkan komputer yang dipasang oleh perusahaan computer yang bersangkutan. Akan tetapi satu ciri umum yang berlaku bagi semua sistem berdasarkan koputer adalah tidak adanya jejak audit yang nampak yakni record buku harian dan buku besar umumnya disimpan dalam bentuk yang terbaca computer pada pita magnetic. Jenis auditor dan audit serta norma pemeriksaan Audit sistem informasi dan keluaran informasinya dilaksanakan oleh dua jenis auditor yaitu auditor internal dan auditor eksternal. Auditor internal adalah karyawan perusahaan yang bertugas untuk melaksanakan pemeriksaan terhadap manajemen perusahaan dan meninjau ulang terhadap manajemen perusahaan sedangkan auditor eksternal adalah akuntan publik yang menyelenggarakan tinjauan ulang yang independen untuk pemilik perusahaan bersangkutan.

    Proses pemeriksaan
   
          Proses pelaksanaan setiap audit mencakup seperangkat tahap yang sistematik, namun karena proses proses tertentu agak bervariasi diantara jenis audit yang berbeda. Tahap tahap tersebut adalah 
      
  1.       Kembangkan rencana audit
  2.       Laksanakan tinjauan audit
  3.       Evaluasi temuan tinjauan pendahuluan 
  4.       Laksanakan tinjauan yang rinci 
  5.       Evalusai temuan yang terinci 
  6.       Laksanakan pengujian ketaatan 
  7.       Evaluasi keseluruhan kerangka pemikiran 
  8.       Kembangakan program audit 
  9.       Laksanakan pengujian substantif 
  10.       Komunikasi Audit 
    Daftar Pustaka 
     

No comments:

Post a Comment